Reeksistensi HMI ; Transformasi Kepemimpinan dalam Penguatan Peran Kelembagaan Tingkat Regional
Transformasi
Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan sebuah langkah taktis guna
menjaga ritme eksistensi organisasi HMI karena ini adalah metodologi modern
dalam kepemimpinan yang sangatlah demokratis karena gaya kepemimpinan yang
berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh bawahan dan regenerasi
kader untuk mendukung visi dan tujuan organisasi. Melalui transformasi nilai-nilai
tersebut, dapat meciptakan hubungan baik antar anggota organisasi dapat
dibangun sehingga muncul iklim saling percaya diantara anggota organisasi.
sebagai organisasi yang besar, HMI haruslah melakukan tranformasi nilai kepada
kadernya sehingga dalam kepemimpinan transformatif dapat teraktualkan dengan baik hingga regenerasi dapat
menjadikan kiblat kepemimpinan dalam transformasi kepemimpinan nantinya. Hal
ini merupakan sebuah kenisyaaan dalam organisasi, karena jika langkah estafet
kepengurusan HMI tidak menjadikan kepemimpinan transformatif sebagai acuan,
maka regenerasi akan terjadi status quo.[1]
Memahami kompleksitas dalam kepemimpinan, sehingga dalam
penguatan kelembagaan di tingkat regional haruslah berjalan secara
transformatif guna menjaga ritme organisasi. hal ini sangatlah urgen karena
mampu mengurangi sejumlah konflik yang sering terjadi dalam suatu organisasi.[2]
tranformasi kepemimpinan akan bersinergi dalam tubuh internal yang bersifat
regenerasi, keberhasilan maupun kegagalan organisasi dapat ditinjau dalam
berbagai aspek seperti; (1) memahami visi dan misi organisasi,
(2) memahami lingkungan organisasi melalui analisis lingkungan strategis
(swot), (3) merumuskan rencana strategis organisasi; (4) menginternalisasikan
visi, misi, kondisi lingkungan strategis, dan rencana startegis pada seluruh
anggota organisasi,(5) mengendalikan rencana strategis melalui manajemen
pengawasan yang tepat.[3]
Berdasarkan
pemaparan diatas, maka penulis menganggap Visi ; Penguatan nilai kekaderan dalam tata kelola organisasi merupakan
representatif kegalauan kader-kader dan KAHMI yang memiliki hasrat kuat untuk
melihat reeksistensi HMI yang mampu mengawal perjalanan bangsa dari masa ke
masa. Dan Misi; (1) Pengawalan perkaderan
ditingkat cabang melalui badan pengelola latihan, (2) Kemandirian organisasi
melalui lembaga kekaryaan, (3) Sintergitas kepemimpinan kelembagaan dalam upaya
menjawab dinamika kelembagaan di tingkat regional. Penulis menganggap misi
ini merupakan langkah taktis untuk melakukan penguatan kelembagaan di tingkat
regional terkhusus pada ruang lingkup BADKO Sulselbar, peningkatan kualitas
kader guna mampu memposisikan diri kader-kader dalam persaingan global di era
kontemporer ini dan melahirkan kemandirian/melepas belenggu ketergantungan
organisasi terhadap pemerintah dan lebih melekatkan diri independensi
organisasi.
[1] Jurnal Imiah, Latihan Badan Pengelola
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Jember, (Bondowoso, Hand Out Basic Training,
2009).
[2] Rivai
Veithzal, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, (Jakarta, PT.Rajawali Pers,
2003) Cet.II, Hlm.63.
[3] Mahyudin H, Kepemimpinan Masyarakat Madani, (Jakarta, Nim
Press,2004) Cet.I, Hlm.93.
Komentar
Posting Komentar