Teori Motivasi dalam Ilmu Psikologi
1.
TEORI
MOTIVASI ISI
a.
Teori
Tata Tingkat-Kebutuhan
Maslow berpendapat bahwa kondisi manusia
berada dalam kondisi mengejar yang bersinambung. Jika satu kebutuhan terpenuhi,
langsung kebutuhan tersebut diganti oleh kebutuhan lain. Maslow selanjutnya
mengajukan bahwa ada lima pokok kebutuhan, yaitu:
· Kebutuhan
fisiologikal (faali)
· Kebutuhan
rasa aman
· Kebutuhan
sosial. Kebutuhan ini mencakup memberi dan menerima persahabatan, cinta kasih,
rasa memiliki (belonging). Setiap orang ingin menjadi anggota kelompok sosial, ingin
mempunyai teman, kekasih.
· Kebutuhan
harga diri (esteem needs). Kebutuhan harga diri meliputi dua jenis:
o
mencakup faktor-faktor internal, seperti
kebutuhan harga diri, kepercayaan diri, otonomi, dan kompetensi;
o
mencakup faktor-faktor eksternal
kebutuyhan yang menyangkut reputasi seperti mencakup kebutuhan untuk dikenali
dan diakui (recognition), dan status
· Kebutuhan
aktualisasi-diri. Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan
yang dirasakan dimiliki.
b. Teori Eksistensi-Relasi-Pertumbuhan
Teori
motivasi ini yang dikenal sebagai teori ERG sebagai singkatan dari Existence,
Relatedness, dan Growth needs, dikembangkan oleh Alderfer, dan merupakan satu
modifikasi dan reformulasi dari teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow.
Alderfer mengelompokkan kebutuhan ke dalam tiga kelompok:
· Kebutuhan
eksistensi (existence needs), merupakan kebutuhan akan substansi material
seperti keinginan untuk memperoleh makanan, air, perumahan, uang, mebel, dan
mobil.
· Kebutuhan
hubungan (relatedness needs), merupakan kebutuhan untuk membagi pikiran dan
perasaan dengan orang lain dan membiarkan mereka menikmati hal-hal yang sama
dengan kita.
· Kebutuhan
pertumbuhan (growth needs), merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki
seseorang untuk mengembangkan kecakapan mereka secara penuh
Teori ERG menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan eksistensi, hubungan dan pertumbuhan terletak pada satu kesinambungan kekonkretan, dengan kebutuhan eksistensi sebagai kebutuhan yang paling konkret dan kebutuhan pertumbuhan sebagai kebutuhan yang paling kurang konkret (abstrak).
Teori ERG menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan eksistensi, hubungan dan pertumbuhan terletak pada satu kesinambungan kekonkretan, dengan kebutuhan eksistensi sebagai kebutuhan yang paling konkret dan kebutuhan pertumbuhan sebagai kebutuhan yang paling kurang konkret (abstrak).
c. Teori Dua Faktor
Teori
dua faktor dinamakan teori hygiene-motivasi dikembangkan oleh Herzberg.
Menggunakan metode insiden kritikal, ia mengumpulkan data dari 203 akuntan dan
sarjana teknik.
Faktor-faktor
yang menimbulkan kepuasan kerja, yang ia namakan faktor motivator, mencakup
faktor-faktor yang berkaitan dengan isi dari pekerjaan, yang merupakan faktor
intrinsik dari pekerjaan yaitu:
· Tanggung
jawab (responsibility)
· Kemajuan
(advancement)
· Pekerjaan
itu sendiri
· Capaian
(achievement)
· Pengakuan
(recognition)
Kelompok faktor yang lain yang
menimbulkan ketidakpuasan, berkaitan dengan konteks dari pekerjaan dengan
faktor-faktor ekstrinsik dari pekerjaan, meliputi faktor-faktor:
· Administrasi
· Penyeliaan
· Gaji
· Hubungan
antarpribadi
· Kondisi
kerja
d. Teori Motivasi Berprestasi
(Achievement motivation)
Teori
motivasi berpretasi dikembangkan oleh David McClelland. Sebenarnya lebih tepat
teori ini disebut teori kebutuhan dari McClelland , karena ia tidak saja
meneliti tentang kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement), tapi juga
tentang kebutuhan untuk berkuasa (need for power), dan kebutuhan untuk
berafiliasi/ berhubungan (need for affiliation). Penelitian paling banyak
dilakukan terhadap kebutuhan untuk berprestasi.
Ø Kebutuhan
untuk Berprestasi (Need for Achievement)
Ø Kebutuhan
untuk berkuasa ialah adanya keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain,
untuk mempengaruhi orang lain, dan untuk memiliki dampak terhadap orang lain.
Ø Kebutuhan
untuk berafiliasi (need for affiliation). Kebutuhan yang ketiga ialah kebutuhan
untuk berafiliasi (need for affiliation=nAff. Kebutuhan ini yang paling sedikit
mendapat perhatian dan paling sedikit diteliti.
2.
TEORI
MOTIVASI PROSES
a.
Teori
Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori pengukuhan berhubungan dengan
teori belajar operant conditioning dari Skinner. Teori ini mempunyai dua aturan
pokok: aturan pokok yang berhubungan dengan pemerolehan jawaban-jawaban yang
benar, dan aturan pokok lainnya berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban
yang salah.
b.
Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory)
Locke mengusulkan model kognitif, yang
dinamakan teori tujuan, yang mencoba menjelaskan hubungan-hubungan antara niat/
intentions (tujuan-tujuan) dengan perilaku.
Teori ini secara relatif lempang dan sederhana. Aturan dasarnya ialah penetapan dari tujuan-tujuan yang cukup sulit (baca teori McClelland, hlm 25), khusus dan yang pernyataannya jelas dan dapat diterima oleh tenaga kerja, akan menghasilkan unjuk-kerja yang lebih tinggi daripada tujuan-tujuan yang taksa, tidak khusus, dan yang mudah dicapai. Teori tujuan, sebagaimana dengan teori keadilan didasarkan pada dasar intuitif yang solid. Penelitian-penelitian yang didasarkan pada teori ini menggambarkan kemanfaatannya bagi organisasi.
Teori ini secara relatif lempang dan sederhana. Aturan dasarnya ialah penetapan dari tujuan-tujuan yang cukup sulit (baca teori McClelland, hlm 25), khusus dan yang pernyataannya jelas dan dapat diterima oleh tenaga kerja, akan menghasilkan unjuk-kerja yang lebih tinggi daripada tujuan-tujuan yang taksa, tidak khusus, dan yang mudah dicapai. Teori tujuan, sebagaimana dengan teori keadilan didasarkan pada dasar intuitif yang solid. Penelitian-penelitian yang didasarkan pada teori ini menggambarkan kemanfaatannya bagi organisasi.
c.
Teori
Harapan (Expectancy)
Model teori harapan dari Lawler
mengajukan empat asumsi:
· Orang
mempunyai pilihan-pilihan antara berbagai hasil-keluaran yang secara potensial
dapat mereka gunakan. Dengan perkataan lain, setiap hasil-keluaran alternatif
mempunyai harkat (valence =V), yang mengacu pada ketertarikannya bagi
seseorang.
· Orang
mempunyai harapan-harapan tentang kemungkinan bahwa hasil-hasil keluaran
(outcomes=O) tertentu akan diperoleh setelah unjuk-kerja (P) mereka. Ini
diungkapkan dalam rumusan harapan P-O.
· Dalam
setiap situasi, tindakan-tindakan dan upaya yang berkaitan dengan
tindakan-tindakan tadi yang dipilih oleh seseorang untuk dilaksanakan
ditentukan oleh harapan-harapan (E-P, dan P-O) dan pilihan - pilihan yang
dipunyai orang pada saat itu.
d.
Teori
Keadilan (Equity Theory)
Teori keadilan yang dikembangkan oleh
Adams bersibuk diri dnegan memberi batasan tentang apa yang dianggap adil atau
wajar oleh orang dalam kebudayaan kita ini, dan dengan reaksi-reaksi mereka
kalau berada dalam situasi-situasi yang dipersepsikan sebagai tidak adil/wajar.
Teori keadilan mempunyai empat asumsi dasar sebagai berikut:
· orang
berusaha untuk menciptakan dan mempertahankan satu kondisi keadilan
· jika
dirasakan adanya kondisi ketidakadilan, kondisi ini menimbulkan ketegangan yang
memotivasi orang untuk menguranginya atau menghilangkannya
· makin
besar persepsi ketidakadilannya, makin besar motivasinya untuk bertindak
mengurangi kondisi ketegangan itu
· orang
akan mempersepsikan ketidakadilan yang tidak menyenangkan (misalnya, menerima
gaji terlalu sedikit) lebih cepat daripada ketidakadilan yang menyenangkan
(misalnya, mendapat gaji terlalu besar)
Komentar
Posting Komentar