Perbedaan Antara Psikolog, Psikiater, Psikoanalis dan Dukun
Profesi-profesi ini bergerak dalam bidang yang
sama, mengkaji karakteristik jiwa. Jiwa adalah kajian yang abstrak, sehingga
banyak pendekatan yang berbeda untuk menjelaskannya. Gangguan terhadap jiwa,
dalam penanganannya tergantung pada pendekatan yang digunakan. Seorang
psikolog, menggunakan pendekatan psikologi, seorang psikiater menggunakan
pendekatan kedokteran, psianalis menggunakan pendekatan psikoanalisis, dan
dukun menggunakan pendekatan perdukunan.
Secara keilmuan yang ilmiah (selain pendekatan
perdukunan), pada umumnya orang kerap dibingungkan antara psikolog klinis
dengan tiga istilah lain yaitu: psikoterapis, psikoanalisis dan psikiater.
Mungkin perdukunan disini (khususnya di Indonesia), juga masih memegang
pengaruh terutama di daerah-daerah terpencil.
Istilah-istilah diatas memiliki arti yang
berbeda:
- Psikoterapis adalah orang yang melakukan psikoterapi. Istilah
ini tidak secara resmi diatur. Pada kenyataannya di Amerika Serikat, siapa
saja dapat menyatakan dirinya seorang “terapis” tanpa pernah memperoleh
pelatihan samasekali.
- Psikoanalis adalah orang adalah orang yang mempraktekkan
suatu bentuk terapi, yaitu psikoanalis. Untuk menjadi seorang psikoalis,
seseorang harus mendapatkan pendidikan spesialisasi di institute
psikoanalisis dan juga harus menjalani psikoanalisis. Hingga saat ini,
perizinan untuk menjadi anggota institute psikoanalis (Amerika Serikat)
menuntut gelar M.D atau Ph.D., namun lambat laun tuntutan ini terabaikan.
Pekerja sosial klinis dengan gelar master, dan bahkan orang awam yang
berminat sekalipun, dapat memperoleh izin.
- Psikiater, adalah dokter medis yang telah tiga tahun bekerja
dan telah memperoleh pelatihan psikiatri untuk memperoleh cara
mendiagnosis dan menangani gangguan mental di bawah pengawasan dokter yang
lebih berpengalaman. Seperti psikolog, sejumlah psiakiater melakukan
penelitian mengenai masalah-masalah mental disamping menangani para
pasien. Dalam praktek pribadi, para psikiater mungkin menangani semua
jenis gangguan emosional. Di rumah sakit mereka menangani
gangguan-gangguan yang lebih parah, seperti depresi mayor dan skizofrenia.
Meskipun psikiater dan psikolog klinis kerap melakukan pekerjaan yang
serupa, karena pelatihan para psikiater dibidang medis, mereka lebih
sering berfokus pada factor biologis pada berbagai gangguan mental, dan
kerap menangani masalah melalui pengobatan medis. Mereka diizinkan untuk
member resep obat sementara hingga kini kebanyakan psikolog klinis belum
dapat member resep (hanya dua negara bagian di Amerika Serikat yaitu New
Mexico dan Lousiana yang member hak pada psikolog yang telah memperoleh
pelatihan khusus untuk memberi resep). Meskipun demikian, para psikiater
kerap kurang memperoleh pendidikan dan kurang mengikuti perkembangan
teori, metode penelitian, serta temuan terakhir di bidang psikologi.
- Dukun, jelas ini adalah profesi yang tidak berdasar pada
penelitian ilmiah. Praktek perdukunan masih banyak digunakan diberbagai
belahan dunia, khususnya di negara-negara miskin termasuk Indonesia
(daerah-daerah terpencil). Pendekatan yang digunakan tidak jelas, bahkan
terkadang tidak logis. Dalam penelitian psikologi, dukun bisa menyembuhkan
pasien yang sakit, karena menggunakan efek-efek flasebo. Terkadang mereka
juga menggunakan ramuan-ramuan dan mantra-mantra, dan hanya dukun saja
yang mengetahui apa isi ramuan itu dan apa arti dari mantra yang
dibacanya. Mantra dan ramuan mereka sangat sacral diketahui oleh orang
lain.
Inilah profesi-profesi yang mempelajari tentang
jiwa. Jika anda ingin mengetahui dan mempelajari lebih dalam dan berkeinginan
menjadi praktisi kejiwaan, silahkan pilih, apakah anda ingin menjadi
seorang psikolog, psikiater atau seorang
dukun. Jelas landasan keilmuan mereka sangat berbeda.
Sumber Literatur
Sumber Literatur
Komentar
Posting Komentar