Abnormal Dari Berbagai Sudut Pandang
Abnormal
artinya menyimpang dari yang normal. Yang normal itu yang bagaimana? Bilamana
gejala jiwa atau perilaku dinyatakan normal ? Pertanyaan tersebut tidak mudah
untuk dijawab sebab manusia merupakan makhluk multi dimensional. Manusia merupakan
makhluk biologis, makhluk individu, makhluk sosial, makhluk etis, dst., sehingga
perilaku manusia dapat dijelaskan dari dimensi-dimensi tersebut. begitu juga
bila berbicara mengenai abnormalitas jiwa. Berikut ini dikemukakan beberapa
konsepsi mengenai abnormalitas menurut tinjauan tertentu (Maramis, 2005 :
94-100; Kartini Kartono, 1999 : 1-10).
Abnormalitas menurut Konsepsi Statistik
Abnormalitas menurut Konsepsi Statistik
Secara statistik suatu gejala dinyatakan sebagai
abnormal bila menyimpang dari mayoritas. Dengan demikian seorang yang jenius
samasama abnormalnya dengan seorang idiot, seorang yang jujur menjadi abnormal
diantara komunitas orang yang tidak jujur.
Abnormal menurut Konsepsi Patologis
Berdasarkan konsepsi ini tingkah laku individu
dinyatakan tidak normal bila terdapat simptom-simptom klinis tertentu, misalnya
ilusi, halusinasi, obsesi, fobia,dst. Sebaliknya individu yang tingkah lakunya tidak
menunjukkan adanya simptom-simptom tersebut adalah individu yang normal.
Abnormal menurut Konsepsi Penyesuaian Pribadi
Abnormal menurut Konsepsi Penyesuaian Pribadi
Menurut konsepsi ini seseorang dinyatakan
penyesuaiannya baik bila yang bersangkutan mampu menangani setiap masalah yang dihadapinya
dengan berhasil. Dan hal itu menunjukkan bahwa dirinya memiliki jiwa yang
normal. Tetapi bila dalam menghadapi maslah dirinya menunjukkan kecemasan,
kesedihan, ketakutan, dst. yang pada akhirnya masalah tidak terpecahkan, maka
dikatakan bahwa penyesuaian pribadinya tidak baik, sehingga dinyatakan jiwanya
tidak normal.
Abnormalitas menurut Konsepsi Sosio-kultural
Abnormalitas menurut Konsepsi Sosio-kultural
Setiap masyarakat pasti memiliki seperangkat norma
yang berfungsi sebagai pengatur tingkah laku para anggotanya. Individu sebagai
anggota masyarakat dituntut untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial
dan susila di mana dia berada. Bila individu tingkah lakunya menyimpang dari
norma-norma tersebut, maka dirinya dinyatakan sebagai individu yang tidak
normal.
Abnormalitas menurut Konsepsi Kematangan Pribadi
Menurut konsepsi kematangan pribadi, seseorang
dinyatakan normal jiwanya bila dirinya telah menunjukkan kematangan pribadinya,
yaitu bila dirinya mampu berperilaku sesuai dengan tingkat perkembangannya.Abnormalitas menurut Konsepsi Kematangan Pribadi
Komentar
Posting Komentar