Konsepsi Elektis Tentang Abnormalitas

Tinjauan eklektis adalah tinjauan yang tidak hanya berpegang pada satu sudut pandang saja. Pembahasan mengenai abnormalitas dari satu sudut pandang atau konsepsi tertentu ternyata memiliki kelemahan. Oleh karena itu dengan menggunakan berbagai sudut pandang diharapkan dapat diidentifikasi dengan tepat apakah perilaku itu normal atau tidak. Dan berikut ini dikemukakan dua pandangan mengenai abnormalitas secara eklektis.

1. Menurut Maslow dan Mittelmann
Maslow dan Mittelmann (kartini Kartono, 1989 : 6-9), menyatakan bahwa pribadi yang normal dengan jiwa yang sehat ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a. Memiliki rasa aman yang tepat (sense of security)
b. Memiliki penilaian diri (self evaluation) dan wawasan (insight) yang rasional.
c. Memiliki spontanitas dan emosional yang tepat.
d. Memiliki kontak dengan realitas secara efisien.
e. Memiliki dorongan-dorongan dan nafsu-nafsu yang sehat.
f. Memiliki pengetahuan mengenai dirinya secara objektif.
g. Memiliki tujuan hidup yang adekuat, tujuan hidup yang realistis, yang didukung oleh potensi.
h. Mampu belajar dari pengalaman hidupnya.
i. Sanggup untuk memenuhi tuntutan-tuntutan kelompoknya.
j. Ada sikap emansipasi yang sehat pada kelompoknya.
k. Kepribadiannya terintegrasi.

2. Kriteria Pribadi yang normal menurut W.F. Maramis
Menurut Maramis (1980 : 97), terdapat enam kelompok sifat yang dapat dipakai untuk menentukan abnormalitas. Keenam sifat dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Sikap terhadap diri sendiri : menerima dirinya sendiri, identitas diri yang memadai, serta penilaian yang realistis terhadap kemampuannya.
b. Cerapan (persepsi) terhadap kenyataan : mempunyai pandangan yang realistis tentang diri sendiri dan lingkungannya.
c. Integrasi: kesatuan kepribadian, bebas dari konflik pribadi yang melumpuhkan dan memiliki daya tahan yang baik terhadap stres.
d. Kemampuan : memiliki kemampuan dasar secara fisik, intelektual, emosional, dan sosial sehingga mampu mengatasi berbagai masalah.
e. Otonomi : memiliki kepercayaan pada diri sendiri yang memadai, bertanggung jawab, mampu mengarahkan dirinya pada tujuan hidup.
f. Perkembangan dan perwujudan dirinya : kecenderungan pada kematangan yang makin tinggi.

Komentar

Postingan Populer