Pengantar Teleologi Menurut Mulla Sadra

Karya-karya filosofis Mulla Sadra terutama  ditujukan untuk memetakan jalan dalam pencapaian kesempurnaan jiwa manusia. Beberapa kontribusinya yang terkenal dalam kosa kata filosofis, misalnya “kemenduaan sistematis” (systematic ambiguity, tasykik) eksistensi dan “gerakan substansial,” telah memberikan bantuan yang sangat signifikan dalam menjelaskan bagaimana jiwa memasuki alam ini melalui korporealisasi dan bagaimana jiwa meninggalkan alam ini melalui spiritualisasi. Mulla Sadra yang telah melakukan penelitian yang luar biasa terhadap dalil-dalil untuk menilai kebenaran (modalities) tentang pengalaman alam akhirat, telah membuktikan keinginannya untuk menjelaskan segala kemungkinan yang terbuka bagi jiwa manusia. Untuk memahami penjelasan persepsi di dalam semua karya Mulla Sadra, terlebih dahulu harus dipahami arah dan tujuan persepsi serta sifat-sifat kesempurnaannya. Secara alamiah, jiwa itu mampu mempersepsi. Namun, beberapa jenis persepsi yang dimiliki oleh jiwa hewani tidak cukup dalam pencapaian kesempurnaan manusia, walaupun persepsi tersebut tetap menjadi sifat esensial bagi jiwa. Usaha-usaha manusia untuk menghilangkan segala kekurangan persepsi memegang peranan penting di dalam upaya penyempurnaan jiwa.
Disini, konsep yang mungkin paling penting adalah tajrid, “keterlepasan,” yang menunjukkan upaya pembebasan persepsi dari semua bentuk godaan bentuk-bentuk materi dan berusaha melatih persepsi untuk terfokus pada hakikat bentuk tersebut, yakni bentuk-bentuk di dalam wujud akal yang terlepas dan “terpisah” (mufariq) dari setiap jenis keterhubungan dengan wujud materi. Tujuan akhirnya adalah perubahan persepsi melalui perkembangan akal pahaman (acquired intellect) yang sempurna. Setelah itu, jiwa akan mampu memahami bentuk-bentuk hakiki dari setiap maujud, termasuk alam tak berbatas di hari akhir nanti.
Di dalam filsafat modern, kata persepsi biasanya merujuk pada sensasi pisik. Namun beberapa filosof awal sering memahami istilah ini dalam arti yang lebih luas, sebagaimana yang didasarkan pada makna dasar dari bahasa Latin percipio. Demikian juga, para filosof Muslim pun membicarakan masalah persepsi – dengan menggunakan istilah bahasa Arab idrak – dalam pengertian yang lebih luas. Bagi mereka, persepsi berarti pemahaman dan pencapaian pengetahuan dengan berbagai cara, mulai dari pemahaman terhadap binatang sampai pada pengetahuan tentang Tuhan, dalam berbagai tingkatan yang berbeda-beda, dari sensasi pisik sampai penampakan akal.
Di dalam filsafat Mulla Sadra, konsep persepsi memegang peranan yang sangat penting di dalam menjelaskan sifat-sifat wujud dan menganalisis tujuan hidup manusia. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa filsafat Mulla Sadra cenderung sebagai “psikologi” dari sudut pandang filsafat pra-modern. Dengan kata lain, Sadra mencoba untuk menyediakan suatu pandangan yang menyeluruh terhadap hakikat manusia beserta seluruh cabang-cabangnya dan memberikan pemetaan jalan bagi diri manusia untuk dapat mencapai puncak tertinggi dari semua kemungkinannya, yakni kemungkinan yang berakar pada kemampuannya untuk memahami segala sesuatu.[1]) Secara sederhana, teleologi adalah suatu ajaran filosofis-religius yang mencari tujuan-tujuan, atau untuk mengenal sebab-sebab akhir, bahwa segala sesuatu itu mempunyai sebab dan sekaligus tujuan akhirnya. Secara etimologi, teleologi berasal dari bahasa Yunani: telos yang berarti tujuan atau akhir, dan logos yang berarti doktrin atau wacana. Lihat Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Gramedia, hal. 1085 – 1087.
William C. Chittick, State University of New York, USA

Komentar

Postingan Populer