Keruntuhan Atheisme
Tokoh materialisme
dimulai pada abad ke-18 dengan hadirnya tokoh-tokoh seperti ‘denis.c.dero, baum.d.holba, dan david hume’ yang
melakukan penegasan bahwa “tidak ada
sesuatu selain materi”. Sehingga dengan menguatnya isme-isme ini mendapat
dukungan terbesar dari charles darwin yang menolak teori penciptaan karena
darwin menyatakan bahwa terdapat mekanisme di alam sehingga dapat menghidupkan
benda yang tak hidup. Memasuki abad ke-19 isme-isme materialis semakin kokoh
dengan hadirnya tokoh-tokoh seperti neitzhe, karl marx, angel, emile durkheim
dan sigmund freud yang menerapkan pemikiran atheisme kesejumlah bidang ilmu
pengetahuan dan filsafat. Kaum materialisme membentuk mindset dan paradigma
sendiri tentang segala hal dengan mengatakan
alam bukanlah hadir dari sebuah penciptaa.n melainkan dari kebetulan.
Kaum materialisme
mengatakan akan ada selamanya dan hadir tanpa tujuan apapun. Namun, pemikiran
ini mulai runtuh dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, dalam buku ‘God
the Evidence’ karya Patrick Glynn menyatakan “the reconsiliation of faith nd reason in a postsecular world”
penelitian selama 20 tahun telah menjungkirbalikkan semua asumsi dan perkiraan
mendasar dari para pemikir sekuler dan atheis modern tentang masalah ketuhanan.
Selama 1 abad terjadi perdebatan antara ilmu pengetahuan dan agama, namun kini
data mengarah kuat pada hipotesis keberadaan Tuhan.
Kosmologi “Fakta
Penemuan Penciptaan”
Para filsuf-filsuf
yunani kuno menyatakan konsepsi kosmos dengan sebuah gagasan tak hingga, karena
tidak ada satupun filsuf yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan penciptaan alam
semesta dengan melakukan pendekatan rasional melainkan hanya pendekatan irrasional.
Memasuki era hingga akhir abad ke-14, semua pendekatan ilmu pengetahuan
teruntuhkan dengan kuatnya mashab-mashab skriptual patristik dan skolatik. Namun,
memasuki abad ke-15 yang merupakan era kebangkitan ilmu pengetahuan
menghantarkan pada banyaknya hipotesa teori alam semesta seperti di abad ke-18 hipotesa
filsuf pertama di era baru Immanuel kant menyatakan bahwa “Jagad raya telah ada
sejak dahulu kala dan bukan dari penciptaan”.
Bukti alam memiliki
permulaan.
Meskipun banyak pula
hipotesa yang menyatakan bahwa “alam semesta memiliki permulaan” namun tidak
ada pendekatan ilmiah yang mampu menjawab dan merasionalisasikan teori
penciptaan tersebut. Nanti masuk pada tahun 1929, seorang astronot amerika ‘Edwin
Hubble’ menemukan jagad raya terus berkembang/mengaktual/dinamis dan bergerak
dengan menggunakan peneropongan teleskop Hubble dan inilah awal ilmiah teori
bigbang. Teori Edwin hubble di perkokoh dengan hadirnya teori blackhole ‘albert
einstein’ yang menyatakan bahwa ‘jagad raya berasal dari satu titik tunggal
yang memiliki berat tak hingga dan ber volume nol.
Memasuki tahun 1960an,
para tokoh terus mengembangkan teori-teori edwin hubble hingga hadirlah arno
banzeaz dan robert wilson yang menemukan sisa-sisa radioaktif yang merupakan
sebuah dentuman besar dan pada tahun 1990an penemuan tingkat radiasi yang
terekam oleh satelit COBE “Cosmic Background Explore”.
Hingga di era
globalisasi ini penelitian maupun eksperimen terus berlanjut untuk mendapatkan
data dan menjelasan secara lebih ilmiah dengan seakurat mungkin. Semoga gambaran
ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian dan insya Allah pada artikel-artikel
selanjutnya akan kami paparkan secara lebih rinci dan sedetail mungin.
Insya Allah, Amin.
Komentar
Posting Komentar