Pengertian Kecemasan Menurut Para Ahli
Kecemasan atau dalam
Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus” yang
berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik.
Menurut Freud
(dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk
memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga
dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai.. Kecemasan berfungsi sebagai
mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa
ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan
meningkat sampai ego dikalahkan.
Konsep
kecemasan memegang peranan yang sangat mendasar dalam teori-teori tentang stres
dan penyesuaian diri (Lazarus, 1961). Menurut Post (1978), kecemasan adalah
kondisi emosional yang tidak menyenangkan, yang ditandai oleh perasaan-perasaan
subjektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai dengan
aktifnya sistem syaraf pusat. Freud (dalam Arndt, 1974) menggambarkan dan
mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan yang tidak menyenangkan, yang
diikuti oleh reaksi fisiologis tertentu seperti perubahan detak jantung dan
pernafasan. Menurut Freud, kecemasan melibatkan persepsi tentang perasaan yang
tidak menyenangkan dan reaksi fisiologis, dengan kata lain kecemasan adalah
reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya.
Lefrancois
(1980) juga menyatakan bahwa kecemasan merupakan reaksi emosi yang tidak
menyenangkan, yang ditandai dengan ketakutan. Hanya saja, menurut Lefrancois,
pada kecemasan bahaya bersifat kabur, misalnya ada ancaman, adanya hambatan
terhadap keinginan pribadi, adanya perasaan-perasaan tertekan yang muncul dalam
kesadaran.
Tidak jauh
berbeda dengan pendapat Lefrancois adalah pendapat Johnston yang dikemukakan
oleh (1971) yang menyatakan bahwa kecemasan dapat terjadi karena kekecewaan,
ketidakpuasan, perasaan tidak aman atau adanya permusuhan dengan orang lain.
Kartono (1981) juga mengungkapkan bahwa neurosa kecemasan ialah kondisi psikis
dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis, sungguhpun tidak ada rangsangan yang
spesifik. Menurut Wignyosoebroto (1981), ada perbedaan mendasar antara
kecemasan dan ketakutan. Pada ketakutan, apa yang menjadi sumber penyebabnya
selalu dapat ditunjuk secara nyata, sedangkan pada kecemasan sumber penyebabnya
tidak dapat ditunjuk dengan tegas, jelas dan tepat.
Menurut Nevid
(2005), Kecemasan dapat menjadi reaksi emosional yang normal dibeberapa
situasi, tetapi tidak disituasi lain. Sumadinata (2004) mengatakan bahwa
seseorang yang merasa khawatir karena menghadapi situasi yang tidak bisa
memberikan jawaban yang jelas, tidak bisa mengharapkan sesuatu pertolongan, dan
tidak ada harapan yang jelas akan mendapatkan hasil. Kecemasan dan kekhawatiran
yang ringan dan menjadi sebuah motivasi. Sedangkan kecemasan dan kekhawatiran
yang kuat dan negatif dapat menimbulkan gangguan fisik maupun psikis.
Maramis (1995)
menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman,
kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak
menyenangkan.
Lazarus (1991)
menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi individu terhadap hal yang akan
dihadapi. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang menyakitkan, seperti
kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya, yang berhubungan dengan aspek
subyektif emosi. Kecemasan merupakan gejala yang biasa pada saat ini, karena
itu disepanjang perjalanan hidup manusia, mulai lahir sampai menjelang
kematian, rasa cemas sering kali ada.
Saranson dan
Spielberger (dalam Darmawanti 1998) menyatakan bahwa kecemasan merupakan reaksi
terhadap suatu pengalaman yang bagi individu dirasakan sebagai ancaman. Rasa
cemas adalah perasaan tidak menentu, panik, takut, tanpa mengetahui apa yang
ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan rasa cemas
tersebut.
Tjakrawerdaya
(1987) mengemukakan bahwa kecemasan atau anxietas adalah efek atau perasaan
yang tidak menyenangkan berupa ketegangan, rasa tidak aman dan ketakutan yang
timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang mengecewakan tetapi sumbernya
sebagian besar tidak disadari oleh yang bersangkutan.
Sumber Rujukan ;
Miramis, W.F. 1995. Catatan
Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press theory of Emotion. American
Psychologist
Calvin S. Hall. 1999. A Primer
of Freudian Psychology. Plume Publisher
Suryabrata, Sumadi, 1986.
Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV. Rajawali
Lazarus,
Richard S. 1991. Progress on a cognitive-motivational-relational
Tjakrawerdaya,
D. 1987. Rasa Bersalah Sebagai Motif Mekanisme Difensi Pada Gangguan Cemas
Secara Menyeluruh. Majalah Psikiatri Jiwa
kak, kecemasan menurut spielberger ada yang lebih lengkap lagi ndak?atau punya jurnaal tentang test anxiety inventory, mohon bantuannya kak..terimakasihh..
BalasHapus