Reformulasi Managemen Aksi Mahasiswa

Perkembangan zaman dari masa ke masa di bangsa indonesia, tidaklah dapat dilepaskan begitu saja dari peran mahasiswa, hal ini dikarenakan peran mahasiswa lah yang memiliki peran dan selalu hadir di garda terdepan dalam setiap perubahan bangsa karena mahasiswa sadar akan fungsinya sebagai agen of change yang selalu membawa membawa perubahan dalam berbagai hal termasuk sistem pemerintahan di bangsa ini dan mahasiswa yang selalu hadir sebagai pengontrol antara kinerja pemerintah dan controlling akan kesejahteraan masyarakat.

Dari kesadaran mahasiswa inilah dan dengan dibekali dengan sebuah desain analisis yang sangat visioner sehingga mahasiswa selalu dapat menjalankan fungsinya dengan baik setelah kemerdekaan NKRI. jika kita bercermin dan kembali memflashback histroris bangsa indonesia, hadirnya organisasi Himpunan Mahasiswa Islam pada tahun 1947 yang didirikan oleh Lafran Pane di jogjakarta membuka paradigma berfikir mahasiswa-mahasiswa pada waktu itu bahwa mereka memiliki peranan penting akan keberlangsungan bangsa indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan NKRI dan dapat menjadi corong mengangkat harkat dan martabat bangsa. Sehingga, turut andilnya kader-kader HMI membantu militer indonesia dalam menumpas pemberontakan PKI di madiun pada 1948.

Berlanjut pada tahun 1965 demonstrasi besar-besaran berbagai elemen-elemen mahasiswa dan pemuda dalam KAMI (kesatuan aksi mahasiswa indonesia) dalam mengusut tuntas percobaan penggulingan sistem ideologi pancasila dengan ditandai dengan pembunuhan petinggi-petinggi TNI yang kita kenal dengan peristiwa G-30/PKI, sehingga dalam pengawalan kasus ini KAMI menuntut; 1).mengamankan pancasila, 2).menumpas PKI beserta ormas-ormasnya, 3).turunkan harga sembako. Tuntutan inilah yang kita kenal dengan tritura. Dan dengan hadirnya SUPERSEMAR (surat perintah sebelas maret) ditandai dengan runtuhnya rezim orde lama dan memasuki rezim orde baru.

Peran mahasiswa tidaklah terhenti sampai disini, pada tahun 1974 mahasiswa kembali mahasiswa melakukan demonstrasi besar-besaran dengan ditandai peristiwa MALARI (malapetaka lima belas januari), tahun 1978 dengan peristiwa NKK/BKK, tahun 1988 kasus Helm, tahun 1996 ditandai dengan kasus AMARAH (april makassar berdarah), dan pergerakan ini menggapai titik klimaks dengan tuntuhnya pemerintahan Soeharto yaitu rezim orde baru dengan terjadinya pergerakan massif mahasiswa yang terjadi di seluruh indonesia dan bertitik pusat di istana negara dan kantor MPR/DPR RI serta Mahasiswa menduduki pula seluruh kantor-kantor pemerintahan sehingga terjadilah distabilitas sistem pemerintahan yang berdampak negative di semua sektor. Pada tanggal 21 mei 1998, presiden soeharto resmi mengundurkan diri sebagai presiden RI dan digantikan oleh wakil presiden BJ.Habibie. persitiwa ini ditandai dengan runtuhnya rezim Orde baru dan memasuki era reformasi.

Pasca era reformasi, ternyata peran mahasiswa kembali di uji eksistensinya sebagai agen of change dan social of control dengan banyaknya terjadi tindakan-tindakan korupsi yang sngat identik menjerat orang-orang pemerintahan dan hal ini terjadi di hampir seluruh instansi pemerintahan. Di tambah parah lagi ikutnya juga tindakan korupsi merasuk di tataran legislatif dan yudikatif, sehingga dengan miris mahasiswa menganggap bahwa ada sebuah ketidakdewasaan pejabat-pejabat di eksekutif, legislatif dan yudikatif dalam menganggap demokrasi yang ada. Hal ini membuat mahasiswa selalu turun ke jalan melakukan demonstrasi terkait persoalan dan polemik ummat yang menerpa bangsa indonesia.

Bagi mahasiswa, demonstrasi merupakan jalan yang paling jitu dan efektif dalam menyampaikan segala bentuk kekecewaan mereka terhadap pemerintah. Demonstrasi dengan cara turun kejalan menyampaikan aspirasinya dijadikan senjata ampuh, demonstrasi di jadikan corong pintu akan sampainya aspirasi mereka dan demonstrasi di anggap merupakan satu-satunya jalan dalam menyelesaikan masalah.

Demonstrasi dengan cara turun ke jalan sebenarnya merupakan management aksi yang sangat klasik dan dapat di katakan tradisionalistik. Dari masa ke masa tidak ada formulasi baru yang hadir yang dalam management aksi mahasiswa indonesia, berangkat dari pasca kemerdekaan NKRI, rezim orde lama, resim orde baru, era reformasi bahkan sampai di era kekinian yaitu era globalisasi mahasiswa secara mayoritas masih menggunakan managemen klasik tersebut.

Sebenarnya, telah beberapa kali mahasiswa melakukan formulasi akan managemen aksi mereka seperti dengan cara malakukan teatrikal, seminar, dialog interaktif, bahkan dengan memanfaatkan media sebagai sarana aspirasi. Tapi, hal ini tidaklah efektif. Mengapa? Seakan aspirasi mahasiswa maupun rakjat dianggap hanya sebagai angin lalu dengan terbukti tidak menurunnya tindak korupsi melainkan bertambah secara signifikan. Dengan sebuah realitas, Korupsi seakan-akan lahir bagaikan pepatah “mati satu tumbuh seribu”.

Tetapi, terkadang aksi demonstrasi mahasiswa yang katanya penyambung lidah rakjat, keliru dalam menafsirkan kata tersebut, tak jarang demonstrasi mahasiswa membuat rakjat semakin sengsara dan tidak dapat mencari nafkah dikarenakan demonstrasi dengan cara memboikot akses jalanan yang membuat kemacetan yang sangat panjang di tambah lagi aksi demonstrasi yang berujung bentrok (anarkis). namun yang perlu kita fahami bahwa, demonstrasi ini dilakukan merupakan sebuah niatan baik dari mahasiswa yang prihatin melihat kondisi kebangsaan yang semakin carut marut dan hal ini bukan untuk siapa-siapa melainkan untuk rakjat itu sendiri. Agar kiranya pemerintah dapat lebih memperhatikan rakjat dan dapat mensejahterkan rakjat indonesia.

Dan sebuah reformulasi managemen aksi baru inilah yang belum mampu di formulasikan oleh mahasiswa, sebuah managemen aksi yang efektif, kontekstual dengan zaman kekinian dan aspirasi langsung diterima oleh pemerintah tanpa merugikan masyarakat. kiranya kembali aktivis-aktivis pergerakan, pemerintah eksekutif, legislatif, yudikatif, pengamat, tokoh-tokoh, dan sebagainya harus duduk bersama membahas managemen aksi yang lebih efektif.


NURAMIN SALEH
KETUA UMUM BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM)
PSIKOLOGI UNIVERSITAS '45' MAKASSSAR/
KABID PA HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
KOORDINATOR KOMISARIAT UNIVERSITAS '45' MAKASSAR


Komentar

Postingan Populer