DSEMBER DAN INDO YANG MERENTA
Ini desember, indo’..!
Dan Aku masih janinmu sekian puluh tahun yang lalu.
Katamu, aku akan terlahir di hari besar tatkala adzan menggema di surau sebelah
gubuk kita yang reok. ribuan sakramen dan nyanyian barasanji
menghantarkan keberadaanku di hari akbar, katamu.
Ini desember, indo’...!
Dan aku masih bayimu dalam bedong usang, kau dekap begitu
mesra sembari mendendang syair yabelale dengan irama ringan.. aku selalu
menagihkannya.
Ini desember, indo’..!
Dan aku masih balitamu dengan wajah kumal serta wewangian
matahari..memecah piring tembikar yang dihadiahi ambo’ setahun yg lalu..
sebelum kepergiannya. Kelak akan kuganti dengan keramik di etalase kotaku yang
abu-abu.
Ini desember, indo’..!
Dan aku masih anak kecilmu dengan seragam merah putih dan
rambut
kepang dua yang menangis tak kau
beri uang saku, bahkan untuk sesuap nasi saja sulit.. kutau berat perjuanganmu,
indo’.
Ini desember, indo’..!
Dan aku masih gadis bermata sayu.. merantau ke ranah asing tempat ilmu dan perut diperjuangkan.
Dan aku masih gadis bermata sayu.. merantau ke ranah asing tempat ilmu dan perut diperjuangkan.
Ini desember, indo’...!
Dan aku perempuan cerdasmu yang gagal menaruh potret toga kebesaran di dinding rumahmu yg lapuk oleh rayap,.
Dan aku perempuan cerdasmu yang gagal menaruh potret toga kebesaran di dinding rumahmu yg lapuk oleh rayap,.
Ini desember, indo’...!
Dan .. betapapun aku gagal melukis senyum bangga di bibirmu yg kering menua. . kau tak pernah habis kasih pada tubuh rentaku, indo’.
Dan .. betapapun aku gagal melukis senyum bangga di bibirmu yg kering menua. . kau tak pernah habis kasih pada tubuh rentaku, indo’.
desember ini, Indo’.. akupun
telah menjadi rahim bagi seorang pembesar kelak.. Akulah rahim bagi malaikat
kecil dengan mata sipit dan 3 gigi kecil di rahangnya.
Indo’.. dalam hening di
hari ke 22 Desember ini, bulir hangat berserakan di sudut mata lentikku.
Seperti mengalir deras tatkala kutulis syair ini disatu malam yang
abstrak di bulan Desember. Kurasa aku merindumu sejadi-jadinya.. Aku akan
segera pulang menyentuh kakimu dan merebahkan segala penat di pelukanmu, indo’.
Anakmu di sini banyak memikul Beban.. Selamat hari iBu, indo’.. selamat hari
ibu
-------------------------------------------------
Yang Menggoreskan Pena Ini
Dari Anakmu yg mencintamu,
Guslah Mulyani.. 22 Des 2012, 07.30..
Pagi yg mendung..
Komentar
Posting Komentar