INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HmI)
Menurut
fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan bebas dan merdeka. Karenanya
kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama. Tidak ada sesuatu yang lebih
berharga dari pada kemerdekaan itu. Sifat dan suasana bebas dan kemerdekaan
seperti diatas, adalah mutlak diperlukan terutama pada fase/saat manusia
berada dalam pembentukan dan pengembangan. Masa/fase pembentukan dari
pengembangan bagi manusia terutama dalam masa remaja atau generasi muda.
Mahasiswa
dan kualitas-kualitas yang dimilikinya menduduki kelompok elit dalam
generasinya. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis adalah ciri dari
kelompok elit dalam generasi muda, yaitu kelompok mahasiswa itu sendiri.
Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis yang didasarkan pada obyektif yang
harus diperankan mahasiswa bisa dilaksanakan dengan baik apabila mereka dalam
suasana bebas merdeka dan demokratis obyektif dan rasional. Sikap ini adalah
yang progresif (maju) sebagai ciri dari pada seorang intelektual. Sikap atas
kejujuran keadilan dan obyektifitas.
Atas
dasar keyakinan itu, maka HMI sebagai organisasi mahasiswa harus pula
bersifat independen. Penegasan ini dirumuskan dalam pasal 7 AD HMI yang
mengemukakan secara tersurat bahwa "HMI adalah organisasi yang bersifat
independen"sifat dan watak independen bagi HMI adalah merupakan hak
azasi yang pertama.
Untuk
lebih memahani esensi independen HMI, maka harus juga ditinjau secara
psichologis keberadaan pemuda mahasiswa islam yang tergabung dalam Himpunan
Mahasiswa Islam yakni dengan memahami status dan fungsi dari HMI.
STATUS DAN FUNGSI HMI
Status
HMI sebagai organisasi mahasiswa memberi petunjuk dimana HMI berspesialisasi.
Dan spesialisasi tugas inilah yang disebut fungsi HMI. Kalau tujuan menujukan
dunia cita yang harus diwujudkan maka fungsi sebaliknya menunjukkan gerak
atau kegiatan (aktifitas) dalam mewujudkan (final gool). Dalam melaksanakan
spesialisasi tugas tersebut, karena HMI sebagai organisasi mahasiswa maka
sifat serta watak mahasiswa harus menjiwai dan dijiwai HMI. Mahasiswa sebagai
kelompok elit dalam masyarakat pada hakikatnya memberi arti bahwa ia memikul
tanggung jawab yang benar dalam melaksanakan fungsi generasinya sebagai kaum
muda muda terdidik harus sadar akan kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari
ini dan ke masa depan. Karena itu dengan sifat dan wataknya yang kritis itu
mahasiswa dan masyarakat berperan sebagai "kekuatan moral"atau
moral force yang senantiasa melaksanakan fungsi "sosial control".
Untuk itulah maka kelompok mahasiswa harus merupakan kelompok yang bebas dari
kepentingan apapun kecuali kepentingan kebenaran dan obyektifitas demi
kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari ini dan ke masa depan. Dalam rangka
penghikmatan terhadap spesialisasi kemahasiswaan ini, akan dalam dinamikanya
HMI harus menjiwai dan dijiwai oleh sikap independen.
Mahasiswa,
setelah sarjana adalah unsur yang paling sadar dalam masyarakat. Jadi fungsi
lain yang harus diperankan mahasiswa adalah sifat kepeloporan dalam bentuk
dan proses perubahan masyarakat. Karenanya kelompok mahasiswa berfungsi
sebagai duta-duta pembaharuan masyarakat atau "agen of social
change". Kelompok mahasiswa dengan sikap dan watak tersebut di atas
adalah merupakan kelompok elit dalam totalitas generasi muda yang harus
mempersiapkan diri untuk menerima estafet pimpinan bangsa dan generasi
sebelumnya pada saat yang akan datang.
|
Oleh
sebab itu, fungsi kaderisasi mahasiswa sebenarnya merupakan fungsi yang
paling pokok. Sebagai generasi yang harus melaksanakan fungsi kaderisasi demi
perwujudan kebaikan dan kebahagiaan masyarakat, bangsa dan negaranya di masa
depan maka kelompok mahasiswa harus senantiasa memiliki watak yang progresif
dinamis dan tidak statis. Mereka bukan kelompok tradisionalis akan tetapi
sebagai "duta-duta pembaharuan sosial" dalam pengertian harus
menghendaki perubahan yang terus menerus ke arah kemajuan yang dilandasi oleh
nilai-nilai kebenaran. Oleh sebab itu mereka selalu mencari kebenaran dan
kebenaran itu senantiasa menyatakan dirinya serta dikemukakan melalui
pembuktian di alam semesta dan dalam sejarah umat manusia. Karenanya untuk
menemukan kebenaran demi mereka yang beradab bagi kesejahteraan umat manusia
maka mahasiswa harus memiliki ilmu pengetahuan yang dilandasi oleh nilai
kebenaran dan berorientasi pada masa depan dengan bertolak dari kebenaran
Illahi. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang dilandasi oleh nilai-nilai
kebenaran demi mewujudkan beradaban bagi kesejahteraan masyarakat bangsa dan
negara maka setiap kadernya harus mampu melakukan fungsionalisasi ajaran
Islam.
Watak
dan sifat mahasiswa seperti tersebut diatas mewarnai dan memberi ciri HMI
sebagai organisasi mahasiswa yang bersifat independen. Status yang demikian
telah memberi petunjuk akan spesialisasi yang harus dilaksanakan oleh HMI.
Spesialisasi tersebut memberikan ketegasan agar HMI dapat melaksanakan
fungsinya sebagai organisasi kader, melalui aktifitas fungsi kekaderan.
Segala aktifitas HMI harus dapat membentuk kader yang berkualitas dan komit
dengan nilai-nilai kebenaran. HMI hendaknya menjadi wadah organisasi kader
yang mendorong dan memberikan kesempatan berkembang pada anggota-anggotanya
demi memiliki kualitas seperti ini agar dengan kualitas dan karakter pribadi
yang cenderung pada kebenaran (Hanief) maka setiap kader HMI dapat berkiprah
secara tepat dalam melaksanakan pembaktiannya bagi kehidupan bangsa dan
negaranya.
SIFAT INDEPENDEN HMI
Watak
independen HMI adalah sifat organisasi secara etis merupakan karakter dan
kepribadian kader HMI. Implementasinya harus terwujud di dalam bentuk pola
pikir, pola pikir dan pola laku setiap kader HMI baik dalam dinamika dirinya
sebagai kader HMI maupun dalam melaksanakan "Hakekat dan Mission"
organisasi HMI dalam kiprah hidup berorganisasi bermasyarakat berbangsa dan
bernegara. Watak independen HMI yang tercermin secara etis dalam pola pikir
pola sikap dan pola laku setiap kader HMI akan membentuk "Independensi
etis HMI", sementara watak independen HMI yang teraktualisasi secara
organisatoris di dalam kiprah organisasi HMI akan membentuk "Independensi
organisatoris HMI".
Independensi
etis adalah sifat independensi secara etis yang pada hakekatnya merupakan
sifat yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan. Fitrah tersebut membuat manusia
berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung pada kebenaran (hanief). Watak
dan kepribadian kader sesuai dengan fitrahnya akan membuat kader HMI selalu
setia pada hati nuraninya yang senantiasa memancarkan keinginan pada
kebaikan, kesucian dan kebenaran adalah ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA. Dengan
demikian melaksanakan independensi etis bagi setiap kader HMI berarti
pengaktualisasian dinamika berpikir dan bersikap dan berprilaku baik
"habluminallah" maupun dalam "habluminannas" hanya tunduk
dan patuh dengan kebenaran.
Aplikasi
dari dinamika berpikir dan berprilaku secara keseluruhan merupakan watak
azasi kader HMI dan teraktualisasi secara riil melalui, watak dan
kepribadiaan serta sikap-sikap yang :
Cenderung
kepada kebenaran (hanif)
Bebas
terbuka dan merdeka
Obyektif
rasional dan kritis
Progresif
dan dinamis
Demokratis,
jujur, dan adil
Independensi
organisatoris adalah watak independensi HMI yang teraktualisasi secara
organisasi di dalam kiprah dinamika HMI, baik dalam kehidupan intern
organisasi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Independensi
organisatoris diartikan bahwa dalam keutuhan kehidupan nasional HMI secara
organisatoris senantiasa melakukan partisipasi aktif, kontruktif, korektif,
dan konstitusional agar perjuangan bangsa dan segala usaha pembangunan demi
mencapai cita-cita semakin hari semakin terwujud. Dalam melakukan partisipasi
partisipasi aktif, kontruktif, korektif dan konstitusional tersebut secara
organisasi HMI hanya tunduk serta teguh kepada prinsip-prinsip kebenaran dan
objektifitas.
Dalam
melaksanakan dinamika organisasi, HMI secara organisatoris tidak pernah "commited"
dengan kepentingan pihak manapun ataupun kelompok dan golongan maupun,
melainkan tunduk dan terikat kepada kepentingan kebenaran, objektivitas,
kejujuran, dan keadilan. Agar
secara organisatoris HMI dapat melakukan dan menjalankan prinsip-prinsip
independensi organisatorisnya, maka HMI dituntut untuk mengembangkan
"kepemimpinan kuantitatif" serta berjiwa independen sehingga
perkembangan, pertumbuhan dan kebijaksanaan organisasi mampu diemban selaras
dengan hakikat independensi HMI. Untuk itu HMI harus mampu menciptakan
kondisi yang baik dan mantap bagi pertumbuhan dan perkembangan
kualitas-kualitas kader HMI. Dalam rangka menjalin tegaknya
"prinsip-prinsip independensi HMI" maka implementasi independensi
HMI kepada anggota adalah sebagai berikut :
PERANAN INDEPENDENSI HMI DI MASA MENDATANG
Dalam
suatu negara yang sedang berkembang seperti
Fungsi
kekaderan HMI dengan tujuan terbinanya manusia yang berilmu, beriman dan
berperikemanusiaan seperti tersebut di atas maka setiap anggota HMI dimasa
datang akan menduduki jabatan dan fungsi pimpinan yang sesuai dengan bakat
dan profesinya.
Oleh
karena itu hari depan HMI adalah luas dan gemilang sesuai status fungsi dan
perannya dimasa kini dan masa mendatang menuntut kita pada masa kini untuk
benar-benar dapat mempersiapkan diri dalam menyongsong hari depan HMI yang
gemilang. Dengan
sifat dan garis independen yang menjadi watak organisasi berarti HMI harus
mampu mencari, memilih dan menempuh jalan atas dasar keyakinan dan kebenaran.
Maka konsekuensinya adalah bentuk aktifitas fungsionaris dan kader-kader HMI
harus berkualitas sebagaimana digambarkan dalam kualitas insan cita HMI. Soal
mutu dan kualitas adalan konsekuensi logis dalam garis independen HMI harus
disadari oleh setiap pimpinan dan seluruh anggota-anggotanya adalah suatu
modal dan dorongan yang besar untuk selalu meningkatkan mutu kader-kader HMI
sehingga mampu berperan aktif pada masa yang akan datang.
|
Komentar
Posting Komentar