Autis Adalah
Autis
adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya
gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi
dan interaksi sosial.
Dengan
adanya metode diagnosis yang kian berkembang hampir dipastikan jumlah anak yang
ditemukan terkena Autis akan semakin meningkat pesat. Jumlah penyandang autis
semakin mengkhawatirkan mengingat sampai saat ini penyebab autis masih
misterius dan menjadi bahan perdebatan diantara para ahli dan dokter di dunia.
Autis adalah gangguan yang dipengaruhi oleh multifaktorial. Tetapi sejauh ini
masih belum terdapat kejelasan secara pasti mengenai penyebab dan faktor
resikonya.
Dalam
keadaan seperti ini, strategi pencegahan yang dilakukan masih belum optimal.
Sehingga saat ini tujuan pencegahan mungkin hanya sebatas untuk mencegah agar
gangguan yang terjadi tidak lebih berat lagi, bukan untuk menghindari kejadian
autis.
Kata
autis berasal dari bahasa Yunani "auto" berarti sendiri yang
ditujukanpada seseorang yang menunjukkan gejala "hidup dalam dunianya
sendiri". Pada umumnya penyandang autisma mengacuhkan suara, penglihatan
ataupun kejadian yang melibatkan mereka. Jika ada reaksi biasanya reaksi ini
tidak sesuai dengan situasi atau malahan tidak ada reaksi sama sekali. Mereka
menghindari atau tidak berespon terhadap kontak sosial (pandangan mata,
sentuhan kasih sayang, bermain dengan anak lain dan sebagainya).
Pemakaian
istilah autis kepada penyandang diperkenalkan pertama kali oleh Leo Kanner,
seorang psikiater dari Harvard (Kanner, Austistic Disturbance of Affective
Contact) pada tahun 1943 berdasarkan pengamatan terhadap 11 penyandang yang
menunjukkan gejala kesulitan berhubungan dengan orang lain, mengisolasi diri,
perilaku yang tidak biasa dan cara berkomunikasi yang aneh.
Autis dapat terjadipada semua kelompok masyarakat kaya miskin, di desa dikota,
berpendidikan maupun tidak serta pada semua kelompok etnis dan budaya di dunia.
Sekalipun demikian anak-anak di negara maju pada umumnya memiliki kesempatan
terdiagnosis lebih awal sehingga memungkinkan tatalaksana yang lebih dini
dengan hasil yang lebih baik.
Jumlah
anak yang terkena autis makin bertambah. Di Kanada dan Jepang pertambahan ini
mencapai 40 persen sejak 1980. Di California sendiri pada tahun 2002
di-simpulkan terdapat 9 kasus autis per-harinya. Dengan adanya metode diagnosis
yang kian berkembang hampir dipastikan jumlah anak yang ditemukan terkena
Autisme akan semakin besar. Jumlah tersebut di atas sangat mengkhawatirkan
mengingat sampai saat ini penyebab autisme masih misterius dan menjadi bahan
perdebatan diantara para ahli dan dokter di dunia.Di Amerika Serikat disebutkan
autis terjadi pada 60.000 - 15.000 anak dibawah 15 tahun. Kepustakaan lain
menyebutkan prevalens autisme 10-20 kasus dalam 10.000 orang, bahkan ada yang
mengatakan 1 diantara 1000 anak. Di Inggris pada awal tahun 2002 bahkan
dilaporkan angka kejadian autisma meningkat sangat pesat, dicurigai 1 diantara
10 anak menderita autis. Perbandingan antara laki dan perempuan adalah 2,6 - 4
: 1, namun anak perempuan yang terkena akan menunjukkan gejala yang lebih
berat. Di Indonesia yang berpenduduk 200 juta, hingga saat ini belum diketahui
berapa persisnya jumlah penyandang namun diperkirakan jumlah anak austima dapat
mencapai 150 -- 200 ribu orang.
PENYEBAB
AUTIS
Beberapa
teori yang didasari beberapa penelitian ilmiah telah dikemukakan untuk mencari
penyebab dan proses terjadinya autis. Beberapa teori penyebab autis adalah :
Genetik (heriditer), teori kelebihan Opioid, teori Gulten-Casein (celiac),
kolokistokinin, teori oksitosin Dan Vasopressin, teori metilation, teori
Imunitas, teori Autoimun dan Alergi makanan, teori Zat darah penyerang kuman ke
Myelin Protein Basis dasar, teori Infeksi karena virus Vaksinasi, teori
Sekretin, teori kelainan saluran cerna (Hipermeabilitas Intestinal/Leaky Gut), teori
paparan Aspartame, teori kekurangan Vitamin, mineral nutrisi tertentu dan teori
orphanin Protein: Orphanin.
Komentar
Posting Komentar