Filsafat Barat Abad Pertengahan


Giliran selanjutnya adalah warisan peradaban Yunani jatuh ke tangan kekuasaan Romawi. Di dalam masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat Eropa (kira-kira selama 5 abad) belum memunculkan ahli fikir (filosof), akan tetapi setelah abad ke-6 Masehi, barulah muncul para ahli pikir yang mengadakan penyelidikan filsafat. Jadi, filsafat Eropa yang mengawali kelahiran filsafat barat abad pertengahan.

Filsafat Barat Abad Pertengahan (476 – 1492) juga dapat dikatakan sebagai “abad gelap”. Ciri-ciri pemikiran filsafat barat abad pertengahan adalah :
-          Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja
-          Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles
-          Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.

Masa abad pertengahan ini terbagi menjadi dua masa yaitu masa Patristik dan masa Skolastik. Masa Skolastik terbagi menjadi Skolastik Awal, Skolastik Puncak, dan Skolastik Akhir.

Masa Patristik
Istilah Patristik berasal dari kata latin pater atau bapak, yang artinya para pemimpin geraja.  Pada masa ini muncul upaya untuk membela agama kristen, yaitu para apologis (pembela iman kristen) dengan kesadarannya membela iman kristen dari serangan filsafat Yunani. Para pembela Iman kristen tersebut adalah Justinus Martir, Irenaeus, Klemens, Origenes, Gregorius, Nissa, Tertullianus, Diosios Arepagos, Au-relius Augustinus. 

Justinus martir
Menurut pendapatnya, agama kristen bukan agama baru karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani, dan Nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan kristen. Padahal, Musa Hidup sebelum Socrates dan Plato.

Orang-orang Yunani terpengaruh oleh demon atau setan. Demon atau setan tersebut dapat mengubah pengetahuan yang benar kemudian dipalsukan. Jadi, agama kristen lebih bermutu dibanding dengan filsafat Yunani. Demikian pembelaan Justinus Martir.

Klemens (150 – 215)
Pokok-pokok pikirannya adalah sebagai berikut :
-          Memberikan batasan-batasan terhadap ajaran kristen untuk mempertahankan diri dari otoritas filsafat Yunani.
-          Memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan menggunakan filsafat Yunani.
-          Bagi orang Kristen, filsafat dapat dipakai untuk membela iman Kristen, dan memikirkan secara mendalam.
Tertullianus (160 – 222)
Baginya berpendapat, bahwa wahyu Tuhan sudahlah cukup. Tidak ada hubungan antara teologi dengan filsafat, tidak ada hubungan antara Yerussalem (pusat agama) dengan Yunani (pusat filsafat).

Ia mengatakan bahwa dibanding dengan cahaya Kristen, segala yang dikatakan oleh para filosof Yunani dianggap tidak penting.

Akan tetapi lama kelamaan, tertullianus akhirnya menerima juga filsafat sebagai cara berfikir yang rasional, karena berfikir yang rasional diperlukan sekali.

Augustinus (354 – 430)
Ia diakui keberhasilannya dalam membentuk filsafat Kristen yang berpengaruh besar dalam filsafat abad pertengahan sehingga ia dijuluki sebagai guru skolastik yang sejati.

Ajaran Augustinus berhasil menguasai sepuluh abad, dan mempengaruhi pemikiran eropa. Mengapa ajaran Augustinus sebagai akal dari skolastik dapat mendominasi hampir sepuluh abad? Karena ajarannya lebih bersifat sebagai metode daripada suatu sistem sehingga ajarannya mampu meresap sampai masa skolastik.

Masa Skolastik
Istilah Skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah. Jadi, skolastik berati aliran atau yang berkaitan dengan sekolah.
Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai berikut :
-          Filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama.
-          Filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional.
-          Suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam kodrat.
-          Filsafat Nasrani karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja.

Filsafat Skolastik ini dapat berkembang dan tumbuh karena beberapa faktor berikut :
·         Faktor Religius
Faktor religius adalah keadaan lingkungan saat itu yang berperikehidupan religius.
·         Faktor Ilmu Pengetahuan

Masa Skolastik terbagi menjadi tiga periode, yaitu:

Skolastik Awal (berlangsung dari tahun 800 – 1200)
Saat ini merupakan zaman baru bagi bangsa eropa. Hal ini ditandai dengan skolastik yang di dalamnya banyak diupayakan pengembangan ilmu pengetahuan di sekolah-sekolah.
Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi atau artes liberales, meliputi tata bahasa, retorika, dialektika (seni berdiskusi), ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan musik.

Diantara tokoh-tokohnya adalah Aquinas (735 – 805), Johannes Scotes Eriugena (815 – 870), Peter Lombard (1100 – 1160), John Salisbury (1115 – 1180), Peter Abaelardus (1079 – 1180).

Skolastik Puncak (berlangsung dari tahun 1200 – 1300)
Masa ini merupakan kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahun 1200 – 1300 dan masa ini juga disebut mas berbunga.

Berikut ini beberapa faktor mengapa masa skolastik mencapai pada puncaknya.
-          Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibu Sina sejak abad ke-12.
-          Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Prancis.
-          Berdirinya ordo-ordo. Banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan. Tokoh-tokohnya memegang peran di bidang filsafat dan teologi, seperti Albertus de Grote, Thomas Aquinas, Binaventura, J.D. Scotus, William Ocham.

Albertus Magnus (1203 – 1280)
Ia juga dikenal sebagai cendikiawan abad pertengahan. Di Universitas Padua ia belajar artes liberales, belajar teologi di Bulogna, dan masuk ordo Dominican tahun 1223.

Thomas Aquinas (1225 – 1274)
Nama sebenarnya adalah Santo Thomas Aquinas, yang artinya Thomas yang suci dari Aquinas.
Karya Thomas Aquinas telah menandai taraf yang tinggi dari aliran Skolastisisme pada abad pertengahan.

Thomas menyadari bahwa tidak dapat menghilangkan unsur-unsur Aristoteles. Masuknya unsur Aristoteles ini didorong oleh kebijakan pimpinan geraja Paus Urbanus V (1366) kemudian Thomas mengadakan langkah-langkah sebagai berikut.
Langkah pertama, Thomas menyuruh teman sealiran Willem van Moerbeke untuk membuat terjemahan baru yang langsung dari Yunani.
Langkah kedua, pengkristenan ajaran Aristoteles dari dalam.
Langkah ketiga, ajaran Aristoteles yang telah dikristenkan dipakai untuk membuat sintesis yang lebih bercorak ilmiah.

Skoloastik Akhir (berlangsung dari tahun 1300 – 1450)
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi (kemandegan). Diantara tokoh-tokohnya adalah William Ockham (1285 – 1349), Nicolaus Cusasus (1401 – 1464).
William Ockham (1285 – 1349)
Menurut pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengetahui barang-barang atau kejadia-kejadian individual.

Ia membantah anggapan skolastik bahwa logika dapat membuktikan doktrin teologis. Hal ini akan membawa kesulitan dirinya yang pada waktu itu sebagai penguasanya Paus John XXII.

Nicolas Cusasus (1401 – 1464)
Ia sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa skolastik. Menurut pendapatnya terdapat tiga cara untuk mengenal yaitu lewat indra, akal dan intuisi.

Pemikiran Nicolas ini sebagai upaya mempersatukan seluruh pemikiran abad pertengahan yang dibuat ke suatu sintesis yang lebih luas.

Skolastik Arab (Islam)
Tokoh-tokoh yang termasuk para ahli fikir Islam yaitu Al-Farabi, Ibu Sina, Al-Kindi, Ibnu Rusyd.
Peranan para ahli pikir tersebut besar sekali, yaitu sebagai berikut :
-          Sampai pertengahan abad ke-12 orang-orang barat belum pernah mengenal filsafat Aristoteles.
-          Orang-orang barat mengenal Aristoteles  berkat tulisan dari para ahli fikir islam.
-          Skolastik Islamlah yang membawakan perkembagan Skolastik Latin.

Dengan demikian, dalam pembahasan skolastik isalam terbagi menjadi dua periode, yaitu :
·         Periode Mutakallimin (700 – 900)
·         Periode Filsafat Islam (850 – 1200)

Masa Peralihan
Pada masa peralihan diisi dengan gerakan kerohanian yang bersiat pembaharuan. Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya renaissance, humanisme, dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16.

Renaissance
Atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu gelombang kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di Italia. Di antara tokoh-tokohnya adalah Leonardo da Vinci, Michelangelo, Machiavelli, dan Giordano Bruno.

Humanisme
Humanisme menjadi gerakan untuk kembali melepaskan ikatan dari gereja dan berusaha menemukan kembali sastara Yunani atau Romawi. Di antara para tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco Valllia, Erasmus, dan Thomas Morre.

Reformasi
Reformasi merupakan revolusi keagamaan di Eropa Barat pada abad ke=16. Para tokohnya antara lain Jean Calvin dan Martin Luther

Komentar

Postingan Populer